Pages

Selasa, 13 November 2012

Penyebab tangisku? KAMU!


Penyebab tangisku..?? KAMU..!!

Untuk penyebab tangisku,,


Kupandangi lagi foto-foto itu,, teringat lagi kenangan-kenangan,,ku ingat lagi sosokmu yang sempat menghancurkan aku..
Aku tidak pernah berbohong ketika ku berkata rindu, aku tak pernah memakai topeng ketika berkata aku sayang padamu. Aku mencintaimu, setulus dan sesederhana itu..!

Aku terbangun seperti biasa menatap lagit-langit kamar yang sama,letak lemari yang sama. tak ada yang berbeda disini, semua masih sama. Memang semua terlihat dan bergerak seperti biasanya, tapi apakah yang terlihat oleh mata benar-benar sama dengan apa yang dirasakan oleh hati???
Mataku berkunang-kunang,yaah pagi tadi memang sangat dingin. Aku menarik selimut dan membiarkan wajahku tenggelam disana dan ku tetap saja sendirian.  Dengan kenangan yang masih menempel di sudut-sudut luas otak. Aku berharap ini hanya sebuah mimpi dan akan ada seseorang yang sukarela membangunkanku atau menampar dengan keras wajahku.
Sungguh aku masih merasa sendirian, bermain dengan masa lalu yang sebenarnya tak pernah ingin ku ingat lagi dan lagi.

Sudah tanggal 7, seberapa penting kah tanggal tujuh?? Yaah, memang tidak penting bagi seseorang yang tidak mengalami hal sesakit ditanggal tujuh. Sudah memasuki minggu pertama bulan September, bulan baru, semangat baru, cita-cita baru. Juga kadang tak ada yang baru. Aku hanya ingin tahu, tidak semua yang baru dapat mendatangkan kebahagiaan. Dan tak semua yang disebut masa lalu menghasilkan kesedihan dan tangisan.

Aku begitu yakin pada hal itu, sampai pada akhirnya aku tahu apa yang disebut dengan perpisahan. Aku semakin tahu masa lalu selalu menjadi sebab. Kamu yang dulu kumiliki kini tak bisa lagi ku genggam dengan jemari. Kita berpisah, tanpa alasan yang jelas, tanpa interupsi dan diskusi. Yaah berpisah begitu saja seakan semua hanyalah masalah sepele. Begitu mudah disentil oleh satu hentakan yang kecil, sangat mudah sampai  aku tak benar-benar mengerti apakah kita memang telah benar-benar berpisah?
Atau dulu kita memang tak punya keterikatan apa-apa?  Hanya saja aku dan kamu suka mendengungkan rasa yang sama, cinta yang kita bela begitu manis berbisik. Lirih...dingin..mempesona.Kemudian menyatulah kita dalam rasa (yang katanya) cinta.

Bahagia? apakah aku dan kamu pernah merasa bahagia?  Jika iya mengapa kita memilih untuk berpisah sebagai jalan? Jika bahagia adalah jawaban mengapa kita masih bertanya pada Tuhan, manusia lain,dan pada hati kita sendiri? Mengapa kau ubah pelangi menjadi bui? Kegelisahan meningkat, ketika aku memikirkanmu. Ketika aku memikirkan  kesehatan dan pola makanmu. Aku bahkan masih mengkhawatirkanmu, masih diam-diam mencari kabarmu.Dan aku masih merasa sakit ketika tahu sudah ada orang lain yang mengisi kekosongan hatimu. Harusnya aku tak perlu merasa begitu, karena kau adalah masa lalu, karena sudah tidak ada keterikatan apa-apa antara kita. Benar aku lah yang bodoh!! yang tak memutuskan diri untuk berhenti. Aku masih berjalan, terus berjalan dengan penutup mata yang tak ingin ku buka. Semuanya gelap, tanpamu...kosong.

Ternyata hari berlalu dengan sangat cepat. Sudah setahun, dan sudah tak terhitung lagi berapa frasa kata yang terucap untukmu di dalam do'a. Salahku, yang mengartikan segalanya dengan sangat berani. Kupikir dengan ikuti aturanku semua akan semakin sempurna. Lagi dan lagi aku salah dan kamu memilih untuk pergi. Ini juga salahku yang tak mengunci langkahmu ketika kau ingin menjauh. Setelah perpisahan itu, hari-hari yang kulalui masih sama. Aku masih mengerjakan rutinitasku,dan aku mulai mencari penggantimu. Mereka berlalu lalang, datang dan pergi. Ada yang diam berlama-lama, ada yang hanya ingin singgah. Namun tak ada lagi yang sama, kali ini semua berbeda. Tak ada lagi kamu yang dulu, tak ada lagi kita yang dulu. Yaa  semua kenangan memang berasal dari masa lalu, tapi tetap punta tempak tersendiri di hati yang sedang bergerak kemasa depan. 

Hidupku tak lagi sama, dan aku masih berjuang melupakan sosokmu yang tak lagi terengkuh oleh pelukan. Padahal aku masih jalani hari yang sama, aku masih menjadi diriku. Tapi masih ada yang kurang dan berbeda, kesunyian ini bernama....."tanpamu"



Jika jemari ditakdirkan untuk menghapus air mata, mengapa kali ini aku menghapus air mataku sendiri??  Dimanakah jemarimu saat tak bisa kau hapuskan air mataku??

-Dwitasarii.blogspot.com-

0 komentar:

Posting Komentar