Sahabat adalah teman yang
sangat dekat dengan kita. Tidak ada teman yang lebih baik daripada sahabat
kita. Mungkin ada sebagian dari kita menganggap sahabat sebagai adik atau kakak
kita sendiri. Bersama mereka, kita merasa nyaman. Bersama mereka, kita bisa
terbuka dan saling membantu jika ada masalah yang membingungkan kita. Kita
melewati suka dan duka bersama mereka. Bagi kita yang memiliki sahabat yang
sangat dekat, tentunya kita tidak ingin pisah dari mereka. Mereka menjadi
bagian dari hidup kita.
Tapi apa yang kita lakukan
ketika dia berkhianat?
Memaafkannya? Hal yang terbaik adalah memaafkannya.
Namun, kita tahu kalau memaafkan ini mudah dalam teorinya saja. Namun, susah
dalam mempraktekannya. Aku yakin kalau memaafkan seseorang yang mengkhianati
kita adalah hal tersulit dalam hidup kita. Walau kita bisa berkata pada orang
lain kalau anda tidak membencinya. Kamu sudah memaafkannya. Namun, hati berkata
beda. Anda masih belum bisa memaafkan dia sepenuhnya
Memang tak mudah menerima kenyataan
menyakitkan, terlebih mengetahui sahabat yang kita percaya tega menikam dari
belakang. Ingatlah, dunia belum berakhir hanya karena sebuah pengkhianatan. Tak
perlu risaukan sahabat yang telah berkhianat. Jalan terbaik adalah lupakan.
Jadikan pengalaman itu sebagai ajang pendewasaan diri. Masih banyak
sahabat-sahabat lain yang akan mendukung kita.
Kenalilah sahabat kita. Apakah kita memiliki
sahabat yang bisa dipercaya memegang rahasia kita? Seorang sahabat, idealnya
adalah orang yang selalu ada buat kita di saat senang dan susah. Sahabat adalah
tempat kita mencurahkan segala rasa.
Sahabat yang baik akan selalu mendukung,
memberi semangat, bisa memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi. Sahabat
yang baik bukanlah sahabat yang munafik atau bermuka dua. Sahabat yang baik tidak bersikap
khianat, yang hanya baik di depan kita, namun hasut di belakang. Di depan kita
mendukung, namun di belakang menjatuhkan.
Semoga kita memiliki sahabat-sahabat terbaik
yang bisa dipercaya, saling mendukung dan tidak berkhianat.
“Cukupkanlah
derita dan keluhanmu tentang dia yang tidak setia itu. Mulailah menjadikan
dirimu menarik bagi cinta yang baru. Ceriakanlah hati dan wajahmu dan jatuh
cintalah lagi. Berhentilah menyalahkan diri sendiri karena telah mempercayai
seorang penipu. Masih banyak sahabatmu yang membahagiakanmu dalam kasih sayang
dan kesetiaan. Karena itu perbaikilah hati dan dirimu, jika engkau mengharapkan
cinta yang lebih baik.” Mario Teguh
0 komentar:
Posting Komentar