Pages

Minggu, 21 Oktober 2012

Telaga Sarangan


Deskripsi : 

Danau atau yang lebih akrab disebut Telaga Sarangan merupakan salah satu obyek wisata unggulan di propinsi Jawa Timur khususnya kabupaten Magetan. Telaga yang terletak di lereng gunung Lawu (3.265 m) ini memang menyuguhkan pemandangan yang indah tak kalah dengan tempat wisata lain di Indonesia.Karena letaknya di lereng gunung , wajar bila suhu udara di kawasan telaga Sarangan cukup dingin yaitu 18-25 derajat celcius.Telaga Sarangan sendiri terletak pada ketinggian 1000 meter dpl.


Disana sobat bisa mengelilingi telaga dengan menggunakan sepeda air atau perahu boat yang bisa sobat sewa dengan harga yang relatif murah.Untuk akomodasi sobat tak perlu kuatir karena dikawasan wisata tersebut berjejer hotel - hotel mulai kelas melati hingga hotel berbintang dua. Untuk sobat pecinta kuliner unik, di obyek wisata tersebut banyak menyediakan sate kelinci yang harganya cukup murah sekitar Rp 7.000/ porsi.


Bila berangkat dari Surabaya, obyek wisata ini bisa ditempuh dalam waktu 4 jam perjalanan. Di sepanjang jalan menuju lokasi telaga sobat akan disuguhkan pemandangan berbagai macam jenis sayur dengan beraneka warna yang ditanam di kebun yang berada di sebelah kanan kiri jalan, seperti selada, brokoli, kubis dll.


Bila sobat berkunjung kesana sempatkan pula untuk mampir di air terjun Grojogan Sewu.Air terjun ini merupakan tempat wajib dikunjungi bila sobat sedang berlibur di telaga Sarangan.Menurut kabar burung ada mitos di telaga tersebut bahwa kalo membawa pacar/kekasih kesana, maka hubungannya gak akan lama dan akan putus, ya percaya gak percaya.Di telaga Sarangan juga ada acara tahunan seperti Labuh Sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, Ledug Suro 1 Muharram dan pesta kembang api pada malam pergantian tahun.
Selamat berlibur...

Pantai Pasir Putih Situbondo


Pantai Pasir Putih di Kabupaten Situbondo, Jawa  Timur, dikenal karena hamparan pasirnya yang putih. Tak hanya itu, morfologi pantai inipun terbilang unik. Topografinya yang melengkung menghadap ke laut dengan latar belakang hutan membentuk gugusan panorama yang sangat indah. Ke arah  utara, wisatawan dapat melihat luasnya laut utara Jawa dengan garis putih di  pinggir pantai. Di belakangnya, rimbunan hutan menyajikan kesejukan tersendiri.
Pasir Putih merupakan salah satu tujuan wisata  pantai andalan bagi Provinsi Jawa Timur. Hal ini karena letaknya yang  strategis, yaitu di pinggiran jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Wisatawan yang  ingin menuju ke Bali (dari Surabaya), atau menuju Gunung Bromo (dari Banyuwangi),  biasanya mampir untuk beristirahat dan menyaksikan keindahan panorama yang  disuguhkan, terutama menikmati eloknya matahari terbenam (sunset).
Image 

Keistimewaan

Berbagai macam olahraga laut seperti berenang, menyelam, maupun berselancar dapat dilakukan di pantai ini. Jika enggan  berenang, pengunjung dapat menaiki perahu untuk berlayar dan menikmati pemandangan bawah laut. Beragam hiburan seperti konser musik dan bermacam lomba seperti lomba selancar, memancing, dan lomba perahu nelayan tradisional sering  diadakan untuk memuaskan para wisatawan.
Selain itu, pada bulan Oktober para nelayan  biasanya mengadakan upacara Petik Laut, yaitu melarung makanan, jajanan, dan  kepala lembu ke tengah laut sebagai upaya memohon berkah hasil laut dari Tuhan.  Pada upacara ini tak jarang diadakan pementasan musik ?Gandrung?, yaitu musik  tradisional yang populer di daerah Banyuwangi dan sekitarnya.

Lokasi

Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa  Timur

Akses

Jalur menuju Pantai Pasir Putih terbilang mudah  karena posisinya di pinggir jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Arena wisata  pantai ini berjarak + 174 km dari Surabaya atau sekitar 4 jam perjalanan menggunakan bus (angkutan umum) dari terminal Bungurasih, Surabaya. Dari arah Situbondo,  Pasir Putih berjarak + 21 km atau setengah jam perjalanan dari Kota  Situbondo. Dari Ibu Kota Kabupaten ini, perjalanan menuju Pasir Putih dapat ditempuh dengan angkutan umum sepert bus dan minibus.

Harga Tiket

Tiap pengunjung dikenakan biaya tiket sebesar Rp  5.000 (Februari 2008).

Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Untuk pengunjung yang belum mahir berenang, di sekitar lokasi pantai terdapat banyak penyewaan ban-pelampung untuk  bermain-main di tengah laut. Wisatawan juga dapat menyewa perahu yang dilengkapi kota-kaca untuk menyaksikan pemandangan bawah laut. Pengelola wisata juga menyediakan fasilitas kamar mandi, musholla, dan beberapa tempat untuk beristirahat berupa bangku beton yang biasanya dekat dengan para penjaja makanan.
Di tempat ini juga tersedia kios-kios yang menjual souvenir seperti replika perahu serta hiasan dan aksesoris dari kerang. Bagi yang ingin menginap, di sekitar lokasi terdapat penginapan berupa hotel, motel, dan losmen. Tetapi kalau ingin berkemah, ada juga area khusus untuk  berkemah.

Kamis, 18 Oktober 2012


Paparazzi ~ Girls' Generation



Girls' Generation - Paparazzi
Download mp3 HERE

Uh la la la, la la la la
Uh la la la, Wow wow
Uh la la la, la la la la
Uh la la la

We're the Girls, we're the Girls Generation

Cha cha cha cha

Kocchi mite baby denwa shiteru Ring-Ring
Fushizen na hodo shisen na furi furi
Kidzuiteru no yo paparazzi anata ga
Nozomi toori na egao de Aha-ha-ha

Hide and seek no Everynight
[Hyo/Seo] Madataku Style noseru Light
Motto ikichi hoshi kunai
[Tiff/Yu] Naka yoku yorimashou nakama janai

Life is a party karechi kara Sweet groove
Itsudatte anata ga Boom Boom Boom
Hade ni Car chase hana no Around
Hikitsuke rarete Boom Boom Boom

Negan mo tsukerare yashinai ai wo
Yami wo saite Flashing saite mane

Life is a party karechi kara Sweet groove
Metemo samedemo Boom Boom Boom

Uh la la la, la la la la
Uh la la la

Yakuso to mitai gamen mo Uh la la la
Majime utteru ana kono La cha cha la
Danji no kare datte ietemo ma ma ma ma
Himitsu no kisu no suriru de hara hara

Punkadelic crazy night
[Yu/Yoo] Tokimeki Style no Searching Light
Bad Boy Bad Girl kinishinai
[Sun/Soo] Odore sareru yori odoru ga Style

Life is a party tamechi hodo ureru
Mitsukatta razai ga Boom Boom Boom
Yoru no hade iso no kage
Saki no warishite Boom Boom Boom

Uwasa ga uwasa ni tobi hishite irai
Moe agatte Burning shiteku My name

We're the Girls, we're the Girls Generation

Aishite aisare tadake na no ni
Kono koi mo kegareta koi nande
Gaman dekinai gaman dekinai
Nande sawaiteru hima wa nai no
Achi de mo kochi de mo Boom Boom Boom

Mirarete no hodo kagayaku wada kara
Come on friends hora oide yo Ra-ta-ta

Life is a party karechi kara Sweet groove
Itsudatte anata ga Boom Boom Boom
Hade ni Car chase hana no Around
Hikitsuke rarete Boom Boom Boom

Kowarete namida no hitotsumu ga ima
Hikaru taiyo mon do ni kawaru made

Life is a party karechi kara Sweet groove (Life is a party~ Yeah, yeah,
Yeah! )
Metemo samedemo Boom Boom Boom (Boom Boom Boom)

After School Profile


After School Member Profile

Birth Name: Park GaHee (Kahi)
Date of birth: December 25, 1980
Position: Leader, Main Vocalist, Lead Rapper
Height: 168 cm
Weight: 50 kg
Blood Type: O
Birth name: Rebecca Kim
Stage Name: Bekah
Date of Birth: August 11, 1989
Position: Main Rapper, Supporting Vocalist
Height: 168 cm
Weight: 52 kg
Blood Type: AB
Birth Name: Kim Jung-Ah
Date of birth: August 2, 1983
Position: Lead Vocalist
Height: 167 cm
Weight: 49 kg
Blood Type: O
Birth name: Lee Jooyeon
Date of birth: March 19, 1987
Position: Vocalist
Height: 168 cm
Weight: 45 kg
Blood Type: AB
Birth name: Kim Yoo-Jin
Stage Name: UEE
Date of birth: April 9, 1988
Position: Vocalist
Height: 173 cm
Weight: 50 kg
Blood Type: AB
Birth Name: Oh Hye Rin
Stage Name: Raina
Date of Birth: July 7, 1989
Position: Main Vocalist
Height: 166 cm
Weight: 46 kg
Blood Type: B
Birth Name: Im Jin Ah
Stage Name: Nana
Date of Birth: September 14, 1991
Position: Vocalist
Height: 171 cm
Weight: 48 kg
Blood Type: A
Birth Name: Park Sooyoung
Stage Name: Lizzy
Birthday: July 31, 1992
Position: Vocalist
Height: 168 cm
Weight: 46 kg
Blood Type: A
Name: Lee Yiyoung (Pronounced as Leeyoung)
Birthday: August 16, 1992

Super Junior Profile



PROFILE
~ Member Profile ~
Birth Name: Park Jung Soo
Stage Name: Leeteuk
Birthday: July 1, 1983
Position: Leader, Vocalist and Rapper
Blood Type: A
Height: 179 cm
Hobby/Specialty: Listening to music, singing, piano, composition
Birth Name: Han Geng
Korean Stage Name: Hankyung
Chinese Stage Name: Hangeng
Birthday: February 9, 1984
Position: Vocalist & Lead Dancer
Blood Type: B
Height: 181 cm
Birth Name: Kim Hee Chul
Stage Name: Heechul
Birthday: July 10, 1983
Position: Vocalist, Rapper
Blood Type: AB
Height: 179 cm
Hobby/Specialty: Computer games, writing fairy tales, writing poems
Birth Name: Kim Jong Woon
Stage Name: Yesung
Birthday: August 24, 1984
Position: Main Vocalist
Blood Type: AB
Height: 178 cm
Hobby/Specialty: Listening to music, exercise, singing
Birth Name: Kim Young Woon
Stage Name: Kangin
Birthday: January 17, 1985
Position: Vocalist
Blood Type: O
Height: 178 cm
Birth Name: Shin Dong Hee
Stage Name: Shindong
Birthday: September 28, 1985
Position: Lead Rapper and Lead Dancer
Blood Type: O
Height: 178 cm
Hobby/Specialty: Making jokes, dancing, making facial expressions
Birth Name: Lee Sung Min
Stage Name: Sungmin
Birthday: January 1, 1986
Position: Lead Vocalist, Lead Dancer
Blood Type: A
Height: 175 cm
Hobby/Specialty: Watching movies, playing instruments, Chinese martial art, acting
Birth Name: Lee Hyuk Jae
Stage Name: Eunhyuk
Birthday: April 4, 1986
Position:  Main Rapper, Vocalist and Main Dancer
Blood Type: O
Height: 176 cm
Hobby/Specialty: Listening to music, singing, piano, composition
Birth Name: Lee Dong Hae
Stage Name: Donghae
Birthday: October 15, 1986
Position: Lead Vocalist, Lead Dancer, Rapper
Blood Type: A
Height: 176 cm
Hobby/Specialty: Exercise, watching movies, singing, dancing
Birth Name: Choi Si Won
Stage Name: Siwon
Birthday: February 10, 1987
Position: Vocalist, Face of The Group
Blood Type: B
Height: 185 cm
Hobby/Specialty: Playing drums, singing, dance, acting, Chinese, taekwondo
Birth Name: Kim Ryeo Wook
Stage Name: Ryeowook
Birthday: June 21, 1987
Position: Main Vocalist
Blood Type: O
Height: 175 cm
Hobby/Specialty: Singing, composition
Birth Name: Kim Ki Bum
Stage Name: Kibum
Birthday: August 21, 1987
Position: Lead Rapper and Vocalist
Blood Type: A
Height: 179 cm
Birth Name: Cho Kyu Hyun
Stage Name: Kyuhyun
Birthday: February 3, 1988
Position: Lead Vocalist, Sub-Dancer, Maknae
Blood Type: A
Height: 180 cm
Hobby/Specialty: Singing

Beautiful Mistakes


Beautiful Mistake


"Beautiful Mistake adalah Gagas Duet, novella dari dua penulis kebanggaan GagasMedia: Prisca Primasari dan Sefryana Khairil. Keduanya masing-masing mempersembahkan cerita cinta tentang pentingnya sebuah kesempatan kedua bagi mimpi dan cita-cita. Biarkanlah cinta yang menunjukkan arah bagi hatimu."

Duet dari dua penulis favorit saya.
Ada dua cerita yang berdiri sendiri namun memiliki kesamaan, yaitu Dreamland dan Chokoreto.

Dreamland

Untuk menyembuhkan sakit hatinya, Nadine melarikan diri ke One Love Bar, sebuah kelab di daerah Kuta, Bali. Bersama dua orang temannya, Nadine ingin melepas masa lalunya, memulai kehidupan baru. Mata Nadine tertarik oleh sebuah kerumunan di mana ada aksi seorang bartender. Mata Nadine tak bisa berkedip ketika pandangan mereka berpapasan. Nadine pun ikut memesan coctail spesial, Dreamland, campuran vodca, cherry juice, dan cherry syrup.
"Kenapa? Kamu takut berharap?"
"Semua orang seharusnya punya harapan. Punya mimpi. Soalnya, saat nggak ada lagi yang bisa diperjuangkan, kita masih punya harapan, kan?"
Merasa sangat tertarik sikap tertutupnya ditambah dengan adanya beda pemikiran, Nadine ingin lebih mengenal bartender itu.

Fajar Ananta, laki-laki yang sangat tertutup, pendiam, pandai surfing dan memasak, sangat berlawanan dengan Nadine Almira Kamil yang namanya mempunyai arti harapan yang indah dan sempurna. Sesuai namanya, Nadine orang yang penuh mimpi, ceria, sangat menyukai fotografi, banyak bicara dan tidak mudah menyerah, terlebih menghadapi Fajar. Fajar tidak percaya akan harapan, dia tidak mempunyai mimpi lagi, semua impiannya sudah terkubur oleh masa lalu.

"Tuhan membiarkan kita kalah supaya kita tahu di mana letak kita salah. Supaya kita belajar berbuat benar."
 "Dalam Hidup, nggak ada yang mudah, tapi segala sesuatu pasti ada jalannya - kalau kita mau berusaha."
Nadine ingin membawa Fajar keluar dari masa lalunya, dan dia ingin mempunyai arti dalam kehidupan Fajar, sekecil apa pun itu. Tapi Fajar tetap tidak mau beranjak, bahkan Nadine sampai membuang mimpinya.

Jika cinta dan bahagia itu sederhana, mengapa yang terjadi sebaliknya? Semua berakhir sama, luka. 

Chokoreto

Bersetting di Jepang, lebih tepatnya di distrik Jiyugaoka, Akai Fukue atau biasa dipanggil Kai anak pemilik kafe minuman coklat: Chokoreto, akhir-akhir ini dia sering melakukan kesalahan, yaitu memecahkan cangkir. Alasannya adalah dia terusik oleh tetangga barunya, Yuki Akihara, gadis yang jarang tersenyum, cangung, kaku, jarang terlihat, seorang yang anti sosial, dia seorang yang introvert, sangat berbanding terbalik dengan kepribadian Kai yang ramah, ceria, sangat luwes, punya banyak teman dan penuh semangat. Kai pun mengunjungi gadis tersebut karena dia mendengar alunan piano, suara yang tidak mau hilang dari telinganya. Tapi niatnya diurungkan karena dia melihat Yuki terpekik senang ketika bertemu temannya. Gayung bersambut, Yuki dan temannya yang bernama Eri berkunjung ke Chokoreto dan memesan Stravinsky berrychoco, cokelat instan hangat bercampur cokelat padat dengan irisan buah-buahan berry.

Kai agak tersinggung ketika dia memergoki Yuki memiliki foto-fotonya, dari situlah kedekatan mereka bermula. Kai tahu Yuki mempelajari piano untuk mendalami karakter novel yang dia tulis yang (ngakunya) ciri-ciri fisiknya sama dengan Kai. Yuki tidak pede dengan hasil karyanya, tidak pernah ada yang mau menerbitkannya. Tapi Kai tetap optimis dan ingin membantu Yuki mewujudkan mimpinya.

Dari Revel-sensei, guru piano Yuki yang berkebangsaan Prancis, Yuki tahu kalau Kai adalah alumni N.A. Rimsky-Korsakov Saint Peterburg State Conservatory, sekolah para musik musisi klasik dunia, Kai mempunyai talenta yang amat besar dalam bermain piano. Sayangnya, Kai harus meninggalkan Rusia dan mimpinya ketika tahu ayahnya mengidap kanker, dia ingin merawat ayahnya dan menjalankan kafe minuman coklat yang sudah lama dirintis oleh ayahnya, melupakan mimpinya. Dan Yuki mencoba untuk memotivasi Kai untuk bermain piano lagi.

Tadinya, kukira Fukue-san dan aku begitu bertolak belakang. Dia gula dan aku merica.
Tapi sekarang, untuk beberapa alasan aku merasa bahwa kami sangat sama.
Setelah bertemu dengan Revel-sensai, Kai teringat akan masa lalunya ketika dia mengambil keputusan untuk meninggalkan St. Petersburg tanpa ragu-ragu, bahkan ketika ditawari mengikuti audisi sebagai pianis tetap Moskow Philharmonic Orchestra. Dia kembali ke Tokyo dengan fokus pada pengobatan ayahnya, dia menjual pianonya, CD-CD, biografi komposer, partitur, agar tidak dibayangi oleh yang tentang piano. Menyibukkan diri dengan meracik resep-resep cokelat panas, mengelola kafe, memikirkan agar ayahnya sembuh. Dia atas semua masalahnya sendiri, dia berkemauan keras untuk membantu Yuki mengatasi masalah yang tidak pernah lepas dari masa lalunya, tidak bisa tampil di depan orang banyak. Mereka saling membantu walau tidak saling mengharapkan. Mereka sama-sama punya impian, tapi tak punya keberanian untuk mewujudkannya.

"Anak bodoh, " gumam Fukue-san. "Dia mau bersusah payah mewujudkan mimpi orang lain, tapi menyerah bila menyangkut mimpinya sendiri."
Ketika kau menjadi orangtua..." ujarnya. "Tak ada yang bisa lebih melegakanmu selain kebahagiaan anakmu. tak ada yang lebih kau inginkan. Cita-cita anakmu adalah cita-citamu juga. Bila cita-cita mereka tidak tercapai, bagaimana perasaanmu? Bisakah kau meninggalkan mereka dengan tenang...?"
Aku percaya pada pepatah bahwa kita akan selalu bersama dengan yang benar-benar kita cinta, sekeras apa pun kita menghindar.

Dua cerita yang berbeda tapi memiliki kesamaan.
Pertama, setting. One Love Bar dan Chokoreto, tempat asik untuk melegakan rasa haus kita, tempat di mana cerita dimulai.
Kedua, minuman yang khas. Dreamland dan Stravinsky berrychoco.
Ketiga, tentang masa lalu, tentang kehilangan. Kedua cerita memiliki masa lalu yang ingin sekali dilupakan. Nadine yang dikhianati pacarnya, Fajar yang kehilangan istrinya. Yuki yang sewaktu kecil mempunyai kenangan buruk dengan gurunya sehingga membuat dia tidak pernah merasa percaya diri. Kai yang harus melupakan passion terbesarnya, bermain piano.
Keempat, tentang mimpi. Nadine yang sangat mencintai fotografer dan bermimpi untuk mengadakan sebuah pameran, Fajar yang bermimpi mempunyai kehidupan baru, Yuki yang bermimpi menerbitkan novelnya dan Kai yang bermimpi memainkan tuts piano lagi.
Kelima, karakter. Saya merasa karakter Nadine dan Kai mirip, begitu pula dengan Fajar dan Yuki, sama-sama berkebalikan. Nadine dan Kai yang ceria dan penuh semangat sedangkan Fajar dan Yuki yang mempunyai sifat tertutup.
Keenam, tema. Yak buku ini tentang meraih mimpi, selalu percaya akan sebuah kata "harapan".


Bagian yang paling saya suka dari kedua cerita tersebut adalah:
Dreamland: Ketika Fajar meninggalkan Nadine agar dia meraih mimpinya. Padahal Nadine udah rela dan dia ingin sekali memulai hidup baru bersama Fajar. Nyesek banget.

"Apa aku punya arti buat kamu, Jar?"
Fajar membalas gengaman tangannya. "Kamu berarti buat aku, Nadine. Karena itu aku nggak mau hancurin mimpi kamu."

Terkadang melepaskan bukan untuk menyakiti, melainkan merelakan orang yang dicintai mendapatkan sesuatu yang lebih pasti.

Chokoreto: Ketika Yuki mengadakan acara pre-release novelnya Lyubovdiiringi dentingan piano dari Kai. Rasanya ikut lega ketika membacanya, lega karena Yuki berhasil mengatasi masalahnya dengan Kai yang selalu mendukungnya.

Entah apa yang menggerakkanku, tapi setelah menatapnya lama, aku melangkah mendekatinya, dan perlahan memeluknya begitu saja.


Dan covernya, cantik banget! Alurnya cepet jadi bisa dibaca dalam sehari. Dreamland diambil dari sudut pandang orang ketika, sedangkan Chokoreto dari masing-masing tokoh utama, bagian Yuki dipaparkan lewat sebuah buku diary, tampilan isinya pun cantik, manis banget deh tampilan buku ini. Ada satu hal yang mengganjal ketika saya membaca buku ini, terlalu cepat. Ada bagian yang terlalu singkat, contohnya pada cerita Dreamland saya merasa hubungan Fajar dan Nadine cepat sekali terjalin. Yah namanya juga novella, jumlah kata yang tidak lebih dari 40.000, mungkin membuat penulis lebih memadatkan ceritanya. Tapi tetap bisa dinikmati kok, terlebih kita akan merasakan tulisan khas dari kedua penulis tersebut. Sefry dengan kalimat yang indah, cuplikan lagu di tiap bab dan adegan romantisnya sedangkan Prisca dengan para musisi klasik dunia yang dia sisipkan, membuat cerita ini mudah diterima dan terasa familier. Kalau dalam Dreamland emosi kita sedikit terkuras akan pengorbanan Nadine sedangkan di Chokoreto kita akan dibawa ke suasana yang hangat akan pertemanan Yuki dan Kai, ceritanya pun juga ringan. Dua kombinasi cerita yang nikmat.


Lihat juga Book Trailernya sebelum membaca buku ini

Rabu, 17 Oktober 2012

History Manchester United


History

Early years (1878–1945)

refer to caption
A chart showing the progress of Manchester United F.C. through the English football league system from joining as Newton Heath in 1892–93 to 2011–12
Manchester United was formed in 1878 as Newton Heath LYR Football Club by the Carriage and Wagon department of the Lancashire and Yorkshire Railway (LYR) depot at Newton Heath.[13] The team initially played games against other departments and rail companies, but on 20 November 1880, they competed in their first recorded match; wearing the colours of the railway company – green and gold – they were defeated 6–0 by Bolton Wanderers' reserve team.[14] By 1888, the club had become a founding member of The Combination, a regional football league. Following the league's dissolution after only one season, Newton Heath joined the newly formed Football Alliance, which ran for three seasons before being merged with the Football League. This resulted in the club starting the 1892–93 season in the First Division, by which time it had become independent of the rail company and dropped the "LYR" from its name.[13] After two seasons, the club was relegated to the Second Division.[13]
A black-and-white photograph of a football team lining up before a match. Four players, wearing dark shirts, light shorts and dark socks, are seated. Four more players are standing immediately behind them, and three more are standing on a higher level on the back row. Two men in suits are standing on either side of the players.
The Manchester United team at the start of the 1905–06 season, in which they were runners-up in the Second Division

In January 1902, with debts of £2,670 – equivalent to £210,000 as of 2012[nb 1] – the club was served with awinding-up order.[15] Captain Harry Stafford found four local businessmen, including John Henry Davies (who became club president), each willing to invest £500 in return for a direct interest in running the club and who subsequently changed the name;[16] on 24 April 1902, Manchester United was officially born.[17][nb 2] UnderErnest Mangnall, who assumed managerial duties in 1903, the team finished as Second Division runners-up in 1906 and secured promotion to the First Division, which they won in 1908 – the club's first league title. The following season began with victory in the first ever Charity Shield[18] and ended with the club's first FA Cup title. Manchester United won the First Division for the second time in 1911, but at the end of the following season, Mangnall left the club to join Manchester City.[19]
In 1922, three years after the resumption of football following the First World War, the club was relegated to the Second Division, where it remained until regaining promotion in 1925. Relegated again in 1931, Manchester United became a yo-yo club, achieving its all-time lowest position of 20th place in the Second Division in 1934. Following the death of the club's principal benefactor, J. H. Davies, in October 1927, the club's finances deteriorated to the extent that Manchester United would likely have gone bankrupt had it not been for James W. Gibson, who, in December 1931, invested £2,000 and assumed control of the club.[20] In the 1938–39 season, the last year of football before the Second World War, the club finished 14th in the First Division.[20]

Busby years (1945–1969)

A black-and-white photograph of several people in suits and overcoats on the steps of an aircraft.
The Busby Babes in Denmark in 1955
In October 1945, the impending resumption of football led to the managerial appointment of Matt Busby, who demanded an unprecedented level of control over team selection, player transfers and training sessions.[21] Busby led the team to second-place league finishes in 1947, 1948 and 1949, and to FA Cup victory in 1948. In 1952, the club won the First Division, its first league title for 41 years.[22] With an average age of 22, the media labelled the back-to-back title winning side of 1956 "the Busby Babes", a testament to Busby's faith in his youth players.[23] In 1957, Manchester United became the first English team to compete in the European Cup, despite objections from The Football League, who had denied Chelsea the same opportunity the previous season.[24] En route to the semi-final, which they lost to Real Madrid, the team recorded a 10–0 victory over Belgian champions Anderlecht, which remains the club's biggest victory on record.[25]
A stone tablet, inscribed with the image of a football pitch and several names. It is surrounded by a stone border in the shape of a football stadium. Above the tablet is a wooden carving of two men holding a large wreath.
A plaque at Old Trafford in memory of those who died in the Munich air disaster, including players names
The following season, on the way home from a European Cup quarter-final victory against Red Star Belgrade, the aircraft carrying the Manchester United players, officials and journalists crashed while attempting to take off after refuelling in Munich, Germany. The Munich air disaster of 6 February 1958 claimed 23 lives, including those of eight players – Geoff BentRoger ByrneEddie ColmanDuncan EdwardsMark JonesDavid PeggTommy Taylor and Billy Whelan – and injured several more.[26][27]
Reserve team manager Jimmy Murphy took over as manager while Busby recovered from his injuries and the club's makeshift side reached the FA Cup final, which they lost to Bolton Wanderers. In recognition of the team's tragedy, UEFA invited the club to compete in the 1958–59 European Cupalongside eventual League champions Wolverhampton Wanderers. Despite approval from the FA, the Football League determined that the club should not enter the competition, since it had not qualified.[28][29] Busby rebuilt the team through the 1960s by signing players such as Denis Law and Pat Crerand, who combined with the next generation of youth players – including George Best – to win the FA Cup in 1963. The following season, they finished second in the league, then won the title in 1965 and 1967. In 1968, Manchester United became the first English (and second British) club to win the European Cup, beating Benfica 4–1 in the final[30] with a team that contained three European Footballers of the YearBobby Charlton, Denis Law and George Best.[31] Matt Busby resigned as manager in 1969 and was replaced by the reserve team coach, former Manchester United player Wilf McGuinness.[32]

1969–1986

A smiling man with dark hair wearing a white, green and blue tracksuit top over a blue shirt. He is holding a washbag under his right arm.
Bryan Robson was the captain of Manchester United for 12 years, longer than any other player.[33]
Following an eighth-place finish in the 1969–70 season and a poor start to the 1970–71 season, Busby was persuaded to temporarily resume managerial duties, and McGuinness returned to his position as reserve team coach. In June 1971, Frank O'Farrell was appointed as manager, but lasted less than 18 months before being replaced by Tommy Docherty in December 1972.[34] Docherty saved Manchester United from relegation that season, only to see them relegated in 1974; by that time the trio of Best, Law, and Charlton had left the club.[30] The team won promotion at the first attempt and reached the FA Cup final in 1976, but were beaten by Southampton. They reached the final again in 1977, beating Liverpool 2–1. Docherty was dismissed shortly afterwards, following the revelation of his affair with the club physiotherapist's wife.[32][35]
Dave Sexton replaced Docherty as manager in the summer of 1977. Despite major signings, including Joe JordanGordon McQueenGary Bailey, and Ray Wilkins, the team failed to achieve any significant results; they finished in the top two in 1979–80 and lost to Arsenal in the 1979 FA Cup Final. Sexton was dismissed in 1981, even though the team won the last seven games under his direction.[36] He was replaced by Ron Atkinson, who immediately broke the British record transfer fee to sign Bryan Robson from West Bromwich Albion. Under Atkinson, Manchester United won the FA Cup twice in three years – in 1983 and1985. In 1985–86, after 13 wins and two draws in its first 15 matches, the club was favourite to win the league, but finished in fourth place. The following season, with the club in danger of relegation by November, Atkinson was dismissed.[37]

Ferguson years (1986–present)

The torso and head of a grey-haired white man. He is wearing spectacles and a black coat.
Alex Ferguson has been manager of Manchester United since November 1986.
Alex Ferguson and his assistant Archie Knox arrived from Aberdeen on the day of Atkinson's dismissal,[38] and guided the club to an 11th-place finish in the league.[39] Despite a second-place finish in 1987–88, the club was back in 11th place the following season.[40] Reportedly on the verge of being dismissed, victory over Crystal Palace in the 1990 FA Cup Final replay (after a 3–3 draw) saved Ferguson's career.[41][42] The following season, Manchester United claimed its first Cup Winners' Cuptitle and competed in the 1991 UEFA Super Cup, beating European Cup holders Red Star Belgrade 1–0 in the final at Old Trafford. A second consecutive League Cup final appearance followed in 1992, in which the team beat Nottingham Forest 1–0 at Wembley.[37] In 1993, the club won its first league title since 1967, and a year later, for the first time since 1957, it won a second consecutive title – alongside the FA Cup – to complete the first "Double" in the club's history.[37]
A white football player with short, dark, greying hair. He is wearing a red shirt, white shorts, white socks and white football boots. He is running and has puffed-out cheeks.
Ryan Giggs is the most decorated player in English football history.[43]
In the 1998–99 season, Manchester United became the first team to win the Premier League, FA Cup and UEFA Champions League – "The Treble" – in the same season.[44] Losing 1–0 going into injury time in the 1999 UEFA Champions League Final,Teddy Sheringham and Ole Gunnar Solskjær scored late goals to claim a dramatic victory over Bayern Munich, in what is considered one of the greatest comebacks of all time.[45] The club also won the Intercontinental Cup after beating Palmeiras1–0 in Tokyo.[46] Ferguson was subsequently knighted for his services to football.[47]
Manchester United won the league again in the 1999–2000 and 2000–01 seasons. The team finished as runners-up in 2001–02, before regaining the title in 2002–03. They won the 2003–04 FA Cup, beating Millwall 3–0 in the final at the Millennium Stadium in Cardiff.[48] In the 2005–06 season, Manchester United failed to qualify for the knockout phase of the UEFA Champions League for the first time in over a decade, but recovered to secure a second-place league finish and victory over Wigan Athletic in the 2006 Football League Cup Final. The club regained the Premier League in the 2006–07 and 2007–08 seasons, and completed the European double by beating Chelsea 6–5 on penalties in the 2008 UEFA Champions League Final in Moscow's Luzhniki StadiumRyan Giggs made a record 759th appearance for the club in this game, overtaking previous record holder Bobby Charlton.[49] In December 2008, the club won the 2008 FIFA Club World Cup and followed this with the 2008–09 Football League Cup, and its third successive Premier League title.[50][51] That summer, Cristiano Ronaldo was sold to Real Madrid for a world record £80 million.[52] In 2010, Manchester United defeated Aston Villa 2–1 at Wembley to retain the League Cup, its first successful defence of a knockout cup competition.[53]
After finishing as runner-up to Chelsea in the 2009–10 season, United achieved a record 19th league title in 2010–11, securing the championship with a 1–1 away draw against Blackburn Rovers on 14 May 2011.[54]