Saya
punya cerita pribadi. Suatu hari saya diajak teman teman untuk mengikuti
workshop peningkatan mutu di sebuah gedung universitas. Ternyata perjalanan
menuju universitas lokasi acara sangat jauh ditempuh oleh mobil umum sehingga
banyak sekali peserta yang harus jalan kaki berkilo kilo meter. Beruntung saya
dan beberapa teman sempat mencarter angkutan umum.
Saat kami memasuki lobi gedung, kamu
celingak celinguk, mencari di mana gerangan tempat acara. Disebelah kiri lobi
rupanya ada sebuah lift. Dan, ternyata lift itu sudah dikerumuni oleh para
peserta. Bahkan, kerumunannya hampir memenuhi separuh lobi gedung yang luas
itu. Saya pikir kenapa mereka rela antre lama-lama untuk bisa naik lift? Apakah
tempat acaranya begitu tinggi? Saya melihat ada beberapa teman yang tadi turun
dari mobil yang berbeda, dia langsung ikut ngantre di lift.
Sedangkan teman saya lebih memilih
untuk naik tangga. Awalnya saya malas naik tangga karena perjalanan jauh, kaki
pegal dan lelah. Tapi saya mencoba melawan rasa malas saya karena teman teman
saya sudah lebih dulu menaiki tangga. Sedikit capek enggak apa apalah. Saat itu,
kami benar benar enggak tahu lokasi acaranya di lantai berapa. Kalau orang rela
antre naik lift pasti di lantai 3 atau 4, pikir saya saat melihat tangga yang
lenggang. Ternyata oh ternyata lokasi acaranya hanya di lantai 2. Cukup naik 20
anak tangga, sampailah kita di lokasi acara langsung duduk nyaman. Tak perlu
berdesak desakan menunggu lift!
Alhasil, kami mendapatkan tempat duduk
lebih tegis serta lebih dulu mendapatkan kenyamanan ketimbang mereka yang malas
naik tangga dan lebih memilih untuk mengantre naik lift!
0 komentar:
Posting Komentar